Nobody asks to be a hero, it just sometimes turns out that way.
Kisah peperangan dengan mengambil tema minoritas secara
spesifik, terbukti ampuh meraih rasa penasaran penonton. Hal itu dibuktikan
oleh Saving Private Ryan. Film ini
berhasil menyabet 5 dari 11 nominasi Academy
Awards. Hal serupa terulang oleh film arahan Ridley Scott. Mengisahkan
pertempuran minor di Mogadishu.
Somalia, seperti banyak stereotipe tentang negara-negara di
Afrika, terjadi pula dalam film ini. Kondisi keamanan yang tidak stabil,
membuat segalanya terasa aneh di negara ini. Sulitnya bahan makanan, serta
otoritas setempat yang kejam membuat seolah tidak ada kemanusiaan di negara
ini.
Otoritas Somalia yang dipimpin Aidid menyatakan perang
terhadap pasukan PBB yang tersisa. Amerika Serikat lalu mengirim dua regu yang
terdiri dari Delta Force dan US Army Ranger untuk mengendalikan keadaan.
Dipimpin oleh Mayjen Garrison, regu ini kemudian ditugaskan untuk menculik
pejabat tinggi, tangan kanan Aidid dalam sebuah rapat.
Namun, tidak seperti rencana, pihak Aidid telah mengetahui
rencana Amerika tersebut, lalu mereka membuat rencana sendiri untuk balik
menyerang pihak Amerika.
Seperti Saving Private
Ryan, film ini juga tidak fokus pada pertempuran besar, tetapi lebih kepada
pertempuran minor yang mungkin tidak ditulis dalam buku-buku sejarah. Awal dari
masalah ini adalah jatuhnya helikopter Black Hawk yang menjadi titik klimak
dalam film ini.
Para aktor yang bermain tidak didukung oleh naskah yang
baik, sehingga, terkadang film menjadi begitu semu. Jalan cerita juga begitu
mengalun, hanya saja intro di bagian depan, cukup memusingkan karena memberi
latar belakang cerita yang hanya sekilas.
Ridley dengan pandai membuat film ini seolah film
perjuangan. Bagi siapapun yang menontonnya pasti akan menyalahkan pihak Somalia
dan mendukung penuh Amerika, karena ditebarkan kebencian di dalamnya. Sesuatu
yang aneh ketika ribuan rakyat Somalia, hanya dapat membunuh beberapa pasukan
Amerika. Sementara tentara Amerika yang menembak secara membabi buta, seolah
tak dapat menghabiskan ribun masyarakat Somalia itu.
Perlengkapan perang yang lengkap, serta editing yang baik,
membuat film ini enak untuk ditonton. Tak salah, jika film ini memenangi 2
nominasi Academy Awards untuk Best Film
Editing dan Best Sound. Untuk
film di genrenya, film ini sangat layak untuk disaksikan!
Rating: 8/10