Bobotoh (Tak) Boleh Kritis
15:11
Tulisan ini saya dedikasikan untuk pertama kali kritik saya
dibalas oleh seorang pemain belakang Persib. Tidak ada yang aneh sebenarnya
dengan kritik tersebut. Setelah overdosis mengorek timeline @officialvpc,
@vikingcyber, @mengbal, dan sejumlah akun personal yang membahas mengenai
#PRIDE, saya pun gatal untuk mengirim sedikit kata-kata ke akun @zulkifli_03.
Jika rajin menyimak penjelasan tiga akun di atas, pasti
mengerti mengapa saya mengalamatkan kritik tersebut kepada pria asal Makassar
ini. Alasan “silaturahmi” terkesan klise ketika hubungannya dengan suporter
Malang berjalan mulus. Tidak masalah sebenarnya, tapi mengapa koneksi dengan
mereka begitu intim ketimbang dengan suporter klub yang ia bela sekarang?
Saya menangis ketika menyaksikan extended trailer voice of
bobotoh. Terutama di bagian akhir kala “Halo-halo Bandung” berkumandang. Saya
membandingkan dengan perilaku segelintir pemain yang memang main tanpa spirit,
tanpa hati.
Saya sering berkunjung ke situs www.vikingpersib.net meskipun sudah
jarang posting, tapi saya selalu mengikuti perkembangan. Beberapa moderator
maupun aktivis di vikingcyber tersebut saya ikuti pula timeline twitternya.
Saya melihat beberapa perbedaan antara bobotoh kebanyakan dengan vikingcyber.
Terutama dari masalah pandangan dan pola pikir. Entah karena doktrin “Respect”,
membuat vikingcyber lebih memahami mereka yang beda pandangan.
Saya sempat kaget dengan mention yang murudul, hampir 50
mungkin. Mayoritas isinya “nga-gogoblog” saya karena dianggap tidak support
pemain. Sempat kaget, meski akhirnya “ditegarkan” oleh akun vikingcyber. Satu
hal yang membuat saya bahagia tentunya. Ketika bobotoh lain mencerca kritik
saya, akun ini malah memaklumi #RESPECT
Kekesalan saya semakin menjadi-jadi kala akun @zulkifli_03
tidak membalas twit yang isinya sama dengan kritikan saya. Twit tersebut
berasal dari akun resmi viking @officialvpc. Aneh? Jelas. Twit balasan Zul
kepada saya lebih bersifat ajakan kepada bobotoh lain untuk membenci saya.
Tidak masalah saya pikir, karena saya mendukung PERSIB bukan karena teman. Ieu
HARGA DIRI AING!
Karena twit pancingan dari Zul tersebut membuat “gogoblogan”
tersebut semakin menjadi. Saya jelas sudah menduga, mereka hanya membalas
karena sekedar fanatisme belaka. Bukan fanatisme terhadap klub, tapi fanatisme
terbatas kepada pemain. Di sini terkesan Zul marah karena tersindir terhadap
twit saya tersebut. Kalau tersindir berarti benar kan kritik saya, kalau dia
main tanpa hati?
Ini bukan pengalaman pertama tentunya, saya jelas tidak
mengikuti akun Zul karena saya pikir tidak penting. Ia berulang kali memberi
kabar burung yang sering membuat geram saya. Salah satunya kedatangan Along ke
Bandung. Kalau mau profesional ya total, kalau masih kangen mantan, keluar saja
putaran kedua ini!
Saya menjadi ragu untuk memberi kritik. Salah satunya ditunjukan oleh akun yang katanya resmi milik H. Umuh Muhtar. Lihat saja timelinenya yang begitu arogan kepada para pengkritik. Sedih sebenarnya melihat kondisi yang seperti ini. Di mana setiap komponen hanya mementingkan uang semata.
Bagimu Persib Jiwa Raga Kami.
PERSIB BESAR KARENA CACIAN, SANJUNGAN ADALAH RACUN.- ADJAT
SUDRAJAT
0 komentar