[Review] Escape Plan (2013): Hari yang Indah untuk Kabur dari Penjara
10:33
Anda masih ingat film dengan rating tertinggi di IMDB Shawsank Redemption? Film tersebut
bercerita tentang tahanan yang melarikan diri dari penjara. Hingga saat ini,
cukup sulit untuk membuat sebuah film yang dibangun dengan cerita dan emosi
yang sama seperti dalam film tersebut.
Escape Plan
berkisah tentang Ray Breslin (Sylvester Stallone) yang dimasukkan ke dalam
sebuah penjara. Ia pun membuat masalah di penjara tersebut sehingga harus
dimasukkan ke dalam sel dengan pengamanan maksimum.
Tidak dibutuhkan waktu lama, Ray Beslin akhirnya mampu
keluar dari penjara tersebut. Ray menjadikan kemampuannya itu sebagai
pekerjaan. Ia pun bekerja sama dengan Biro
Federal Penjara Amerika Serikat untuk memastikan bahwa penjara di seluruh
negeri tidak mampu dibobol oleh siapapun.
Ray lalu ditawari pekerjaan yang sama oleh agen CIA Jessica
Miller (Caitriona Balfe). Ia ditugaskan untuk membobol sebuah penjara berkeamanan
sangat maksimum yang bahkan tempatnya pun tidak tahu di mana. Tanpa curiga, Ray
menerima pekerjaan tersebut.
Banyak kejanggalan yang dialami Ray ketika masuk ke dalam
penjara tersebut. Salah satunya adalah bentuk penjara yang vertikal dengan
penjaga yang menggunakan topeng. Di penjara tersebut juga diyakini tidak akan
bisa keluar karena pengamanan yang tidak mungkin di bobol. Di penjara
tersebutlah ia akhirnya bertemu dengan Rottmayer (Arnold Schwarzenegger) yang
kemudian membantunya untuk dapat lolos.
Jika dibandingkan dengan Shawsank
Redemption, Escape Plan jelas
memiliki plot yang berbeda. Tujuan Ray Breslin secara jelas adalah membobol
penjara, sementara di Shawsank Redemption hal tersebut menjadikannya sebagai
sebuah twist di akhir film. Tidak ada
kejutan dari film ini kecuali dua aktor bertubuh besar Stallone dan Arnold yang
sudah tidak muda lagi.
Film yang disutradari Mikael Hafstrom ini tidak memberikan
sedikitpun celah bagi para pemainnya baik itu Stallone maupun Arnold untuk
mengeksplorasi diri mereka sendiri. Kecuali, menjadikan keduanya sebagai
bapak-bapak yang lebih pintar ketimbang tahanan lainnya. Penonton hanya
dibiarkan untuk menyaksikan adegan demi adegan tanpa diberikan rasa ingin tahu
bagaimana latar belakang dari Ray maupun Rottenmayer.
Stallone memerankan film aksi ini “seperti biasa”. Tidak
banyak ngomong dan menyebalkan. Ia hanya berkeliaran dengan memamerkan tubuh
besarnya. Penurunan kualitas akting terlihat jelas pada Arnold. Dengan latar
sebagai orang Jerman, ia hanya terlihat seperti orang yang benar-benar tidak
bisa berbahasa Inggris dengan aksen apapun. Dan hal itu cukup mengganggu dari
film ini.
Tidak terlalu mengejutkan jika Escape Plan mendapatkan rating 6.7 di IMDB karena kualitasnya yang
meskipun tidak dikatakan buruk, namun masih terlihat kekurangan di sana sini. Terutama
di bagian pengembangan teknologi.
Dengan kualitas gambar dan teknologi yang digunakan, para
sineas tahun 1980-an tentu mampu membuat film sejenis atau bahkan lebih
terlihat “wah” ketimbang film ini. Meskipun demikian, Escape Plan bisa dimasukkan sebagai list untuk mengisi malam Anda
yang kosong.
Rating: 3/5
Analisis (Ini adalah bagian di mana saya berfikir bebas
mengenai film ini)
Di Film ini terdapat sosok Javed (Faran Tahir)dan kelompoknya
yang muslim. Di sini juga diperlihatkan bagaimana mereka beribadah ketika ada
waktu istirahat. Javed bahkan meminta untuk beribadah dengan beratapkan langit,
karena ia ingin Tuhan melihatnya.
Jika diperhatikan, banyak yang berpikiran bahwa ke-Islaman
Javed dan ritual yang ia lakukan di penjara tersebut sebagai upaya untuk
menarik penonton muslim ataupun untuk menghormati dan menarik simpati penonton
muslim. Karena banyak tahanan yang mungkin beragama lain, namun tidak
diperlihatkan bagaimana ia beribadah.
Di sinilah kejanggalan tersebut terjadi. Javed dipenjara
bukan sebagai teroris jihad, melainkan sebagai pengedar ganja! Sosok muslim
yang direpresentasikan ternyata gemar beribadah namun menjual ganja. Hal
tersebut menjadi pertanyaan besar dalam film ini.
Demikian halnya ketika mereka melakukan ritual ibadah, Ray
dan Rottmayer mempertanyakannya, “Aneh, matahari tidak terlihat terbit dan tenggelam
tapi mereka tetap beribadah,”. Hal lain juga diungkapkan Javed ketika meminta
untuk melihat langit dan bintang. Ia berujar, “Aku ingin ibadahku dilihat oleh
Tuhanku,”.
Bukan, saya tidak menyimpulkan kalau di film ini ada agen
zionisme, iluminati, remason, geliga, dan lain-lain. Tapi, terdapat sebuah
realitas di jaman ini bahwa mereka yang masih gemar beribadah adalah umat
muslim. Tapi ini bukanlah sebuah pujian. Hal ini menandakan bahwa umat muslim
memiliki pendidikan dasar agama yang keras dan sulit untuk diubah oleh
keyakinan maupun ketidakyakinan apapun.
Terdengar familiar?
0 komentar