Zombieland (2009)
22:31
The most worst in zombieland is there was no facebook status updates
Ketika seluruh dunia dikuasai oleh
sosok zombie. Jarang sekali manusia yang dapat bertahan hidup.
Mengambil tema horror-romantic-comedy, Zombieland hadir sebagai
penambal kekosongan setelah film bergenre sama di tahun 2004, Shaun
of The Dead. Poster yang ada lebih menyiratkan film action ketimbang
komedi. Meskipun komedi, bukan berarti film ini digarap dengan
asal-asalan. Film ini menurut saya lebih baik dari sisi skenario,
jalan cerita, hingga klimaks yang diberikan.
Dalam satu waktu, dunia telah luluh
lantak oleh para zombie yang menguasai dunia. Dunia berada dalam
kekacauan. Tidak ada penyebab pasti mengapa hal ini bisa terjadi.
Yang jelas, dunia telah berubah nama menjadi 'Zombieland'.
Seorang anak muda, Colombus (Jesse
Eisenberg) berusaha bertahan hidup dari kepungan zombie ini. Ia
menerapkan beberapa aturan yang tidak boleh ia langgar. Peraturan ini
akan menentukan hidup dirinya nanti. Colombus berusaha untuk sampai
di Ohio, kediaman keluarganya, untuk memastikan apakah keluarganya
masih hidup atau telah menjadi zombie.
Di perjalanan, ia bertemu dengan
Tallahasee (Woody Harrelsson) yang memberikannya tumpangan. Awalnya,
Colombus cukup segan karena Tallahasse bukanlah orang yang
menyenangkan. Tallahassee mempunyai kebiasaan yang unik. Ia gemar
memakan kue Twinkie!. Ketika tiba di supermarket, mereka memutuskan
untuk mencari kue Twinkie yang dicari.
Ternyata, mereka menemukan dua orang
kakak beradik yang masih hidup, Wichita (Emma Stone) dan Little Rock
(Abigail Breslin). Petualangan pun berlanjut. Wichita dan adiknya
akan ke Playground, sebuah taman bermain, sedangkan Colombus dan
Tallahassee ke tempat mereka masing-masing.
Sebuah film yang sangat cerdas. Plot
dan kisah ceritanya unik. Penonton tidak akan digiring ke sebuah
detail tentang plot atau alur cerita, karena film ini mengalir begitu
saja. Bumbu romantisme akan tersaji di 3/5 bagian akhir cerita.
Selain menghibur, juga memberikan ketegangan yang cukup mendebarkan,
selain deretan lelucon di dalamnya.
Jika Shaun of The Dead lebih kuat di
dalam lelucon maupun gestur tubuh, tapi di Zombieland semuanya
bermain. Gestur, skrip yang bagus, serta ide cerita yang ada,
terangkum dalam sebuah film cerdas yang akan membuat semua orang,
baik itu penggemar zombie ataupun bukan tertawa lepas.
Zombieland sebenarnya mirip film Scream
4 yang mencemooh para prosedornya. Zombieland juga sama, ia mencemooh
film-film zombie sebelum film ini tayang. Bukan cemoohan murahan,
namun menjadi kunci dalam film ini dalam meraih simpati penggemar.
Dari departemen artis, Jesse Eisenberg
tampil begitu sempurna. Ia memerankan sosok pria polos yang memiliki
beragam ketakutan. Jesse agaknya perlu berterimakasih kepada pembuat
skrip yang begitu pas membuatnya terkesan sangat natural. Emma Watson
tak kalah memukau. Menampilkan diri sebagai perempuan yang licik,
namun ia begitu memeson untuk menjadi orang jahat.
Woody Harrelesson sendiri tampil
layaknya Arnold Swaseneger (lupa gimana nulisnya). Dengan bisep yang
menonjol, otot-otot yang besar, serta tampil dengan shotgun,
membuatnya begitu ditakuti. Namun, ia memiliki sisi lain sebenarnya.
Hal serupa juga ditampilkan Abigail. Tatapan liciknya, membuat ia
sangat cocok di sini.
Efek yang digunakan juga cukup baik.
Terlebih efek title yang nantinya hadir membuat suasana komedi ini
berjalan mulus. Film arahan Ruben Fleischer ini memiliki tampilan
grafis serta pengambilan kamera yang begitu jernih, meski saya
menyaksikannya dalam versi RIP. Efek suara yang hadir juga mampu
memindahkan setiap adegan ke hadapan muka.
Tim make up menjadi yang paling sibuk
sebenarnya di dalam film zombie. Begitu halnya di Zombieland, meski
komedi, namun para zombie yang hilir mudik begitu mengganggu. Wajah
yang rusak dan beraliran darah cukup membuat enek ketika menyaksikan
film ini. Selamat menyaksikan !
Rating : 9
Zombie Addictness : 7.5/10
0 komentar