DON'T YOU DARE!!!
Anda masih ingat ketika Renai melihat kamera digital setelah
Elise terbunuh? Ya, Josh menepuk pundak Renai dan berkata dengan nada seram, “Ada
apa Renai?”.
Jika Anda belum pernah sekalipun menyaksikan Insidious (2010) lebih baik tidak perlu
melanjutkan membaca review ini karena sesungguhnya Insidious Chapter 2 merupakan sebuah kesatuan dengan seri
pertamanya.
Josh (Patrick Wilson) kembali dengan sejumlah keganjilan. Ia
tidak tahu lagu yang ditulis Renai (Rose Byrne) untuknya. Tatapan matanya
bahkan tidak dikenali oleh ibunya sendiri Lorraine (Barbara Hershey).
Gangguan-gangguan kembali muncul meskipun mereka sudah memutuskan untuk pindah
ke rumah Lorraine.
Keganjilan ini juga yang membuat Lorraine muak dan
menghubungi dua partner Elise (Lin Shaye) yakni Specs (Leigh Whannell) dan Tucker (Angus Sampson). Mereka lantas
menghubungi Carl (Steve Coulter) yang
juga partner Elise waktu dulu. Di sinilah Carl mencoba menghubungi Elise yang
membawa mereka menemukan fakta-fakta mengerikan tentang siapa yang merasuki
Josh.
Anda akan menemukan ketegangan di sepanjang 106 menit
penayangannya. Rasa was-was karena Josh yang asli sebenarnya ada di dunia roh,
membuat ketegangan semakin menjadi. Scary
jump yang mengagetkan terkadang mempermalukan diri kita sendiri. Ini karena
kejutan yang tanpa disangka-sangka dan muncul begitu saja.
Disutradarai oleh James Wan (The Conjuring, 2013) Insidious
Chapter 2 tampil apik dengan menceritakan kejadian di masa lalu saat Josh
diikuti oleh hantu nenek gondrong yang menyeramkan itu. Hadirnya Elise muda (Lindsay
Seim) yang tampil lebih segar mengingatkan kita pada sosok Elise tua yang telah
terbunuh. Di sini mulai diungkapkan mengapa Josh dan Dalton bisa keluar dari
tubuh mereka dan mengunjungi alam roh.
Sebenarnya terdapat kejanggalan seperti time travel di dunia roh yang tidak masuk logika. Bagaimana caranya
ketika mereka ada di masa kini, lalu tiba di masa lalu 20 tahun yang lalu. Ini
tidak dijelaskan oleh James. Padahal, dengan time travel ini membuat penonton harus berfikir karena logika
menolak untuk begitu saja membiarkan adegan berlangsung.
Intensitas ketegangan sebenarnya tidak dibangun oleh scary jump semata, tapi karena rasa
was-was yang ditimbulkan. Jika Anda menonton film ini sendirian dan fokus,
tentu akan merasakan hal tersebut. Meskipun beberapa adegan esensial yang ada
ternyata di luar logika, hal ini tidak membuat film ini hilang sisi seramnya.
Karena merupakan sekuel, tentu penonton memiliki dugaan akan
akhir di film ini. Ini juga yang membuat khawatir karena James bahkan membunuh
karakter Elise—yang menjadi sosok protagonis—padahal para penonton akan merasa
aman apabila ia hadir.
Dari departemen artis, Patrick Wilson hadir sebagai sosok
kebapakan yang tidak lazim. Secara natural ia mengubah dirinya menjadi
misterius dan seperti terkena gangguan psikologis. Pujian patut diberikan
kepada Barbara Hersyel yang memiliki airtime
lebih banyak dibanding prekuelnya.
Seperti biasa, untuk urusan tata suara, James memercayakan
kepada Joseph Bishara yang membuat scoring
menjadi hal yang penting. Joseph membuat Insidious, The Conjuring, dan
Insidious Chapter 2 tampil lebih bertenaga dan mencekam.
Secara keseluruhan, Insidious Chapter 2 bukanlah sajian yang
buruk tapi bukan juga sajian yang terlalu bagus. Tertutupi oleh hype The Conjuring, membuat Insidious
harus berada di bawah secara kualitas dengan The Conjuring. Insidious Chapter 2
merupakan sebuah paket yang mampu melegakan dahaga.
Rating: 3.5/5