Resep Jadul Rasa Gaul
Tahun 2010 silam, Bandung khususnya digegerkan dengan
kehadiran cemilan pedas “Maicih” yang menjadi pionir segala hal pedas dalam bidang
kuliner. “Maicih” lantas membuat sejumlah kreativis lainnya untuk membuat hal
serupa: keripik singkong pedas, seblak pedas, yang tentunya disajikan dengan
beragam level kepedasan.
Keripik Singkong Karuhun salah satunya meski entah siapa
yang duluan, namun merek “Karuhun”
merupakan salah satu pesaing berat dari “Maicih”. Tahun 2013, dunia
per-keripikan mulai redup. Namun, sangat sering ditemui penjaja keripik “Karuhun”
yang masih setia berjualan di pinggir jalan.
Karena saya merupakan pecinta berat “Maicih”, saya agak
enggan untuk mencoba keripik merek lain karena tidak terlalu begitu percaya
dengan tingkat kepedasannya. Saya pernah hingga tiga hari sakit perut akut
(mungkin lambung bocor) karena makan empat seblak “Maicih”. Hal itulah yang
membuat saya akhirnya tertantang untuk
mencoba keripik “Karuhun”.
Harga sebungkus “Karuhun” hanya berkisar 12-15 ribu rupiah
saja. Keripik ini tidak memiliki level namun hanya varian pedasnya saja. Saya
mencoba rasa pedas original (karena ada rasa cabe ijo, keju, dll).
Ketika digigit, tekstur keripiknya sangat lembut dan tidak
menyakitkan bagi yang memiliki gigi sensitif. Untuk pecinta pedas seperti saya,
tingkat kepedasan “Karuhun” ini sangat pas karena tidak terlalu meledak-ledak
namun tetap enak di lidah.
Jika dibandingkan dengan “Maicih” masa kini, tekstur “Karuhun”
jauh lebih lembut dengan rasa yang enak. Isinya pun terkesan lebih banyak(?).
Keripik “Karuhun” merupakan cemilan yang cocok untuk menemani
hari-hari Anda tanpa perlu menyakiti lambung dan menghabiskan segalon air
mineral.
Harga: Rp 12000-15000
Lokasi: Pinggir jalan Suci depan Itenas, googling aja.