PERSIKAB KABUPATEN BANDUNG
00:16Pernah mendengar nama klub bola yang satu ini? Untuk yang sudah berumur mengenyam asam manis pahit asin sepakbola, tentu pasti sudah pernah mendengarnya. Beberapa diantara Anda mungkin bertanya, kemana larinya klub bola kebanggaan(?) masyarakat Kabupaten Bandung ini?. Ini sebenarnya sudah saya bahas via twitter di @aditz92, tapi inlah versi lengkapnya :D
Persikab
Persikab di dirikan pada tahun 1967 tanggal 13 Juli kalau tidak salah. Tim ini sekarang bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung. Meski memiliki bangunan stadion yang megah, tapi tak semenarik prestasi yang ditorehkannya. Persikab masih bertahan di Divisi Utama Liga Indonesia. Mari, kita membicarakan sejarah Persikab beserta kontroversinya.
Dulu, ketika masih bermain di kasta tertinggi Liga Indonesia, Persikab bermarkas di Stadion Sangkuriang, Cimahi (dulu masih masuk ke Kota Bandung). Memiliki sebutan Persikab 'dalem Bandung'. Sementara suporternya dinamai 'Lulugu Persikab'.
Saya sendiri tidak tahu pasti mengenai prestasi dan bagaimana ketika mereka bermain jaman dahulu, karena saya belum mengenal sepakbola. Sementara informasi yang saya berikan ini murni dari bacaan yang saya dapat dari majalah Gelora.
Persikab dan Mafia Wasit
Lalu, apa yang membuat Persikab seharusnya tenar?.
Ketika Liga Indonesia berubah formasi dengan melebur bersama Galatama di tahun 1994, belum begitu terdengar yang namanya mafia wasit atau suap terhadap wasit. Maklumlah, namanya juga kompetisi baru. Persikab sudah memasuki divisi utama (ketika itu inilah level tertinggi LI), sejak...saya tidak tahu. Yang jelas peristiwa ini terjadi tahun 1999. ketika itu, mulai muncul apa yang dinamakan pengaturan skor. Terlebih ketika itu, Timnasional Indonesia yang bermain di Piala Tiger, melakukan hal yang sama dengan bermain sabun melawan thailand, kalau tidak salah.
Akhirnya, terbukti. Persikab melaporkan salah satu wasit (saya lupa) ke PSSI. Saat itu PSSI dipimpin oleh (lupa). ketika sang pengadil di panggil untuk konfirmasi, ternyata ia membeberkan semuanya ke PSSI. Tentang sejumlah klub yang menyuaap sesama rekannya yang berprofesi sebagai wasit.
Perlu diketahui, gaji wasit saat itu hanya 100 ribu per pertandingan. Sangat tidak memungkinkan sih untuk hidup. Nah, si wasit melaporkan beberapa tim Liga Indonesia, tapi tetap, muaranya ada di Persikab. Hingga akhirnya, PSSI memberi sanksi kepada manajer Persikab. Persikab sendiri, kalau tidak salah, tidak diberi sanksi.
Namun, karena tidak adanya manajer, menjadi kevakuman di tim ini. Hingga akhirnya beberapa musim tidak ikut kompetisi, dan harus kembali berjuang dari divisi dua (Sekarang namanya divisi satu level ke tiga di LI).
Perjuangan Si Jalak Harupat
Stadion Jalak Harupat telah rampung, dan itu yang dipersiapkan Obar Sobarna, dulu Bupati Bandung, untuk membentuk tim yang kuat agar bisa menembus divisi utama (sekarang Liga Super). Akhirnya, mereka berangkat dari awal, dan saya termasuk saksi matanya. Persikab dengan cantik, menghajar PS gajah Tunggal dengan skor 4-2. Dan saat itulah komposisi terbaik Persikab. Dilatih oleh Lukas Tumbuaan mendatangkan pemain-pemain bertalenta dan melahirkan seorang striker gempal nan cepat, Tantan.
Persikab akhirnya mencapai final divisi satu, dan berhak promosi ke divisi utama Liga Indonesia. Namun, hingga kini dikarenakan adanya pesanan dari klub lain untuk naik ke ISL, Persikab memang sulit untuk menembus 8 besar sekalipun. Ditambah dengan kompetisi yang berbentuk turnamen, sehingga menyulitkan sebagian tim yang memiliki kekuatan untuk bermain liga.
Persikab, klub Pemerintah
Hingga saat ini, Persikab masih menggunakan dan APBD dalam operasionalnya. Namun ironisnya, tempat para pemain bernaung hanyalah sebuah mes butut yang jauh sekali standarnya bahkan dengan hotel bintang 3 sekalipun. Bentuknya lebih mirip rumah tua untuk kosan seharga 500ribu per tahun.
Persikab sebenarnya memiliki banyak pelatih bagus, seperti Lukas dan Sartono Anwar, tapi sayang, manajemen mereka selalu dimasuki orang-orang pemerintah. Jadi ketika ketua ingin seorang pemain diganti, ya pelatih harus menurutinya. maka, sulit terwujud profesionalisme disini.
Demikianlah secuil pengetahuan saya mengenai Persikab. Mengapa saya sedikit concern dengan klub ini, karena saya berdomisili di kabupaten Bandung, dan sang ayah juga pernah menjadi bendahara di sana. Sehingga ketika ada orang yang bertanya: "ngapain kamu beli baju Persikab," saya jawab," oh ini baju ayah saya, Persikab yang membelikannya untuk ayah saya."
Semoga, Persikab bisa menembus divisi utama, atau tak usah berkompetisi saja sekalian
0 komentar