Pendidikan (yang Layak) untuk Kami
17:57Karena kegoblogan pemerintah yang benar-benar acuh terhadap pendidikan, saya menulis surat pembaca tentang pendidikan. Judul sudah dirubah oleh redaksi Pikiran Rakyat, tapi tak apalah. Juga ada beberapa kata yang ditambahkan ke dalam tulisan saya ini. Pliss welcome:
Sungguh mengenaskan rasanya ketika anak bangsa masih dililit oleh problematika uang. Keinginan yang menggebu untuk belajar, terkalahkan oleh derasnya beragam hambatan untuk bersekolah. Masalah berlanjut ketika sampai di sekolah, bangunan yang ada telah rubuh termakan zaman.
Masih ingat dalam ingatan ketika harian ini mengabarkan tentang tujuh SMP Negeri di Kab. Bandung masih menumpang (Pikiran Rakyat, Sabtu (26/3)). Betapa mengenaskannya melihat fenomena ini, disaat pembangunan untuk komersial semakin merajalela.
Pemerintah melalui APBN hanya mewajibkan para tunas bangsa belajar hingga bangku SMP. Memasuki bangku SMA, orang tua mereka harus merogoh dalam-dalam kocek mereka. Beruntung bagi siswa yang berprestasi atau mengharumkan nama sekolah, untuk sekolah-sekolah elit biasanya menyediakan beasiswa. Namun, untuk sekolah semenjana, ucapan terimakasih sudah lebih dari cukup.
Kendala lainnya tentu saja infrastruktur. Tidak sedikit siswa SMP di Ciparay harus berjalan kaki membelah gunung beberapa kilometer. Untuk apa? Hanya untuk sekolah, menggapai masa depan yang lebih baik.
Tidak sedikit sekolah yang berkategori tidak sehat. Banyak pula Sekolah Dasar yang siap ambruk. Mengapa begitu mudah membangun infrastruktur untuk para wakil rakyat di parlemen tapi sulit membaginya demi pendidikan? Inikah balasan dari para pejabat yang telah mendedikasikan dirinya untuk rakyat?. Semoga, kesadaran pemerintah serta segenap unsur pemangku jabatan di negeri ini, dapat lebih adil dan peduli terhadap pendidikan.
Terimakasih kepada redaksi Pikiran Rakyat atas dimuatnya surat ini.
0 komentar