HEY, KAMI INGIN DIDENGARKAN!
21:51Disini, kembali, kau hadirkan ingatan yang seharusnya kulupakan, dan ku hancurkan adanya…
Pekikan lagu “Ingin hilang ingatan” tersebut memeka keras dari speaker yang ada di depan panggung. Sementara itu, orang-orang yang tengah menikmati santap malam seolah tidak perduli dengan asal suara tersebut. Mereka malah membuat suara-suara tandingan yang lebih keras.
Itulah fenomena yang terjadi di sabtu (11/12) malam yang dingin itu. Ketika kami berdua (saya bersama Adhi) berjuang menahan kencangnya angin malam, orang-orang yang ada di hadapan kami malah seperti menandingi apa yang kami lakukan. Ditambah interupsi konyol dari “Sammy” yang meminta kami mengganti lagu dengan band kesukaannya, Peterpan.
Rencana yang telah kami siapkan ternyata buyar begitu saja. Selain hempasan angin yang mengganggu konsentrasi, juga karena tidak fokus oleh penonton. Padahal, terakhir kali kami main, penonton begitu antusias sehingga menyisakan kenangan di dalam hati kami. Ini sebagai motivasi dan pelecut semangat kami untuk menjadi lebih baik lagi.
Kendala yang kami hadapi pada awalnya adalah cuaca yang gerimis diselingi angin besar dari sebelah kiri yang langsung berhadapan dengan tubuh saya. Hal ini menjadi masalah utama karena saya tidak bisa benar-benar fokus mengiringi Adhi dalam bernyanyi. Oleh karena itu, beberapa lagu di awal penampilan menjadi tidak maksimal.
Problematika ke dua yaitu masalah klasik: Sound system. Amplifier di sini memang cocok untuk karaoke atau dangdutan, tapi tidak layak untuk sebuah performance yang seharusnya maksimal. Hal ini sebenarnya bisa di antisipasi andaikan mood kami berdua sedang bagus. Permasalahan berikutnya ya, antusiasme penonton.
Beberapa minggu yang lalu ketika kami main di sini. Oya saya lupa, tempat kami main yaitu di Tea Garden Resort, Ciater, Kab. Subang. Lanjut, penonton cukup antusias karena materi lagu yang kami siapkan ternyata di apresiasi dengan baik oleh penonton yang hadir. Beberapa lagu cukup lawas pun kami nyanyikan bersama. Ditambah, penonton yang bernyanyi di depan yang menggugah kami untuk menyanyikan lagu kami sendiri.
Apresiasinya sungguh bagus dan kalimat yang tidak akan pernah saya lupakan yaitu, “Kalau udah sukses, jangan pernah lupa sama kita ya!”. Ya, jawab saya penuh semangat. Performance di hari itu tidak akan mungkin saya lupakan. Venue baru yang semakin “merakyat” juga lebih oke dibandingkan dengan panggung dengan atap yang bisa terbang terbawa angin.
Intinya adalah memang sulit mendengarkan. Saya selalu ingat tulisan Pak Sahala yang berjudul “Sulitnya Mendenganrkan,” memang saya sok tahu, karena saya sendiri belum pernah membaca artikel tersebut. Akhirnya saya harus mengatakan, apresiasi menentukan prestasi :D
0 komentar