Keindahan “Batik on Denim”

16:32



Banyak orang yang belum tahu perbedaan denim dan jins. Keduanya dianggap produk yang serupa atau mungkin substitusi kata antara satu dan yang lain. Padahal, terdapat perbedaan yang cukup jelas di antara keduanya. Denim adalah sejenis bahan yang awal mulanya ditemukan di Perancis, sedangkan jins adalah produk celana yang berbahan denim.

Retta dan Ivan Owner Lazuli Sarae

Busana berbahan denim, baik atasan maupun celana, sangat khas Amerika. Hal ini sungguh wajar karena denim terutama jins sangat populer di Amerika, terlebih ketika penambangan emas gencar dilakukan pada abad ke-19. Salah satu pemasoknya adalah Levi Strauss yang produknya dikenal dengan merek dagang Levi’s dan gaungnya terasa ke seluruh penjuru dunia. Dari sinilah denim, khususnya jins berkembang pesat di Amerika.
Perkembangan tersebut memunculkan stigma baru, khususnya di Indonesia bahwa yang menggunakan busana berbahan jins akan terlihat lebih fashionable. Apa pun alasannya, celana jins umumnya digunakan artis atau pemain band ketika mereka manggung atau akting di layar kaca. Para penggemar tentu ingin terlihat serupa dengan artis pujaannya. Memiliki sebuah busana denim atau jins seolah menjadi sebuah keharusan.
Lantas, bagaimana jika busana denim kebarat-baratan dipadukan dengan motif batik yang jelas-jelas sebagai simbol budaya di Indonesia? Berawal dari tugas kuliah, Ivan Kurniawan, Maretta A Nirmanda, serta Gilang M Iqbal memunculkan brand bernama Lazuli Sarae yang berdiri di Bandung, Jawa Barat pada 2010 silam. Ide mereka adalah menggabungkan denim dengan motif batik dengan beraneka model.
Perpaduan bahan dan motif tersebut menjadikan produk Lazuli Sarae terkesan unik dan eksklusif. Di satu sisi, mereka menonjolkan fashion masa kini dengan bahan denim, tetapi di sisi lain memunculkan kemewahan dalam motif batik pada busana tersebut. Oleh karena itu, konsep yang digunakan adalah motif batik di atas bahan denim atau batik on denim.

Produk batik on denim Lazuli Sarae didesain untuk pria dan perempuan. Terdapat sejumlah model dan warna yang bisa dipilih. Jangkauan harga yang ditawarkan mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu. Kesan pertama yang ditampilkan adalah mewah serta elegan tanpa menghilangkan budaya Indonesia itu sendiri.
Salah seorang founder Lazuli Sarae, Ivan Kurniawan, menegaskan jangkauan harga tersebut memang terlihat mahal, tetapi akan sesuai jika melihat kualitas bahan denim serta proses pembatikan yang menggunakan cara tradisional sehingga produk yang dihasilkan tetap handmade dan unik.
“Sesuai dengan pesan yang kami usung local value modern spirit. Bagaimana kami dapat mengangkat budaya lokal (dalam hal ini batik secara teknik dan motif) dan mengemas serta menyajikannya dalam gaya yang modern dan kekinian (dengan mengaplikasikannya di atas material denim),” tutur Ivan.
Terdapat sejumlah model bagi pria seperti jaket dengan capuchon serta motif batik parang di bagian dada ke bawah. Ada pula kemeja dengan motif batik di bagian tengahnya. Selain baju, ada short yang memiliki motif batik. Paling unik adalah suit dengan motif parang. Pemakainya akan tetap terkesan formal dengan motif batik di sekeliling suit tersebut.
Untuk perempuan terdapat ragam pilihan yang lebih banyak. Mulai dari bolero, blazer, dress, scarf, skirt, short, jaket, cardigan, hingga vest yang dirancang dengan motif batik yang anggun. Khusus untuk perempuan, tersedia pula boots dengan motif batik di beberapa bagiannya. Ini yang menjadikannya unik karena boots tersebut berbahan denim dengan motif batik tentunya.
Bersamaan dengan bulan Ramadhan, Lazuli Sarae menghadirkan produk berupa baju muslim yang tentunya berbahan denim dengan motif batik yang indah, tetapi tidak mengganggu estetika. Hal ini dapat menunjang mereka yang ingin tampil anggun dan modis pada hari raya.
Selain itu, terdapat pula aksesori yang dijual terpisah seperti kerah yang bermotif batik. Penggunaan denim hampir di seluruh produk menekankan keinginan agar bahan yang digunakan lebih kuat. Hal ini dikarenakan bahan denim memiliki struktur yang jauh lebih kuat ketimbang bahan kain lainnya. Dalam website-nya Lazuli Sarae menyajikan produk dengan unsur keindahan proses budaya bangsa yakni batik. Hal ini dilakukan sebagai pengejawantahan Lazuli Sarae dalam melestarikan budaya bangsa tanpa merusak nilai-nilai asli dari budaya tersebut.


Penggunaan batik on denim cocok bagi Anda yang masih malu-malu menggunakan batik ketika bepergian. Karena modelnya begitu fashionable, busana batik on denim cocok digunakan bagi semua kalangan di samping sebagai upaya melestarikan budaya dan khasanah Indonesia.
Lazuli Sarae memiliki kantor pusat di Jalan Pelesiran Nomor 10, Bandung. Selain itu, offline store di beberapa lokasi seperti Alun-Alun Indonesia, Living World Mall, Sarinah, serta UKM Gallery Smesco Building Jakarta. [FVA]

*Seperti dimuat di Kompas Klasika Jawa Barat
**Semua sumber foto merupakan milik lazulisarae.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts