Mr. Go (2013): Tuan Gorilla si Pemukul Bola

15:05

 LING LING!


Source: Hancinema.com

 
Tampaknya sudah cukup lama semenjak kehadiran berbagai film mengenai fauna yang tangkas layaknya manusia. Terdapat sejumlah judul seperti “Air Bud” yang mengisahkan anjing yang tangkas berolahraga, hingga sejumlah film simpanse yang berperilaku layaknya manusia.
Mr. Go hadir dengan cara yang berbeda. Film berbahasa Korea ini menampilkan cara lain dalam mengekspos perilaku binatang yang tidak diumbar oleh film produksi Hollywood.
Mr. Go hadir dengan sebuah dokumentasi mengenai seorang anak yang melatih seekor gorila sehingga mampu tampil sebagai lakon utama dalam sebuah sirkus. Wei-wei (Jiao Xu) adalah seorang perempuan berusia 15 tahun. Wei-wei bersama Ling-ling sang gorila dataran rendah menjadi pusat perhatian bagi penonton sirkus di Cina.
Konferensi pers yang rrr..
LINGLING
Sayangnya, sang pemilik sirkus gemar berjudi dan mengakibatkan hutang bagi sirkus tersebut. Sebuah gempa bumi besar yang melanda Cina membuat sang pemilik meninggal terkena reruntuhan. Kini beban hutang harus ditanggung Wei-wei sebagai pemilik baru sirkus tersebut.
Penagih hutang kerap mendatangi lokasi sirkus mereka dan Wei-wei sampai kehabisan akal karenanya. Hingga akhirnya munculah seorang agen pemain bisbol dari Korea Selatan Sung Chung-su (Dong-il Song) yang berusaha menjadikan Ling-ling sebagai komoditas utama di ajang baseball Korea Selatan.
Sebagai sebuah film yang (tampaknya) film keluarga, tentu menyaksikan film ini hanya sebatas hiburan semata. Atau bagi para penggemar Korea yang memaksakan menyaksikan semua film produksi negeri ginseng itu. Namun selamat bagi Anda yang memiliki ekspektasi demikian karena film ini memberikan lebih.
Paling menonjol adalah bagaimana efek CGI buatan Rhytm and Hues Studios (Life of Pi, 2012) benar-benar mampu membuat sosok Ling-ling tampil sebagaimana gorila, begitu nyata dan apik. Pergerakan, hingga dengusan Ling-ling tercipta sungguh sempurna.
Sayangnya, film yang disutradai Kim Yong-Hwa ini masih terlilit dalam narasi yang terlampau sederhana dan tidak mampu memaksimalkan gorila berbudget besar tersebut. Alur cerita terkesan biasa-biasa saja beruntung para pemeran dari Asia Timur mampu memaksimalkan gaya mereka yang natural, sehingga emosi mampu disalurkan seperti kejengkelan, kebahagiaan, hingga kesedihan, mampu ditransfer dengan baik.
Pengambilan gambar yang keren!
Lain halnya dengan film hollywood yang terkadang membuat airmata orang Asia sulit untuk keluar, di Mr. Go sejumlah scene terasa begitu tepat mengena di hati penontonnya.
Meski telah bermain bersama Stephen Chow di CJ7, Jiao Xu terasa tidak mendapatkan chemistry yang pas dengan Ling-ling si gorila. Ia malah tampak seperti remaja yang menyebalkan. Lebih
Wei wei saat tiba di Korea
lanjut, akting Dong-il Song terlihat maksimal. Turut bermain dalam drama Reply 1997 sebagai penggemar baseball, para pecinta Korea pasti merasa tepat dengan pemilihan Dong-il Song sebagai pemeran pembantu utama di film ini.
Tata artistik yang canggih tidak sebanding dengan efek 3D yang dihadirkan di film ini. Sedikit sekali efek yang membuat mata kita benar-benar merasa berada di depan film tersebut. Demikian halnya dengan pemandangan yang disajikan. Dengan menonton lewat kacamata 3D berarti cahaya yang masuk lebih gelap, hal ini membuat beberapa landscape yang seharusnya berwarna terang menjadi tidak terlihat keindahannya.
Film ini cocok bagi Anda untuk dinikmati bersama keluarga. Nilainya satu tingkat lebih tinggi ketimbang film produksi hollywood. Mr. Go menjadi sajian yang tepat untuk dinikmati di waktu luang.

Rating: 7.8/10

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts