(KULINER) Cilok Goreng Setiabudhi

09:01



Seribu satu tusuk!

sumber: Nyunyu.com

Wisata kuliner di Bandung seolah tidak pernah sepi dari inovasi. Biasanya, cilok mudah ditemui di warung-warung atau dijajakan oleh tukang dagang di dekat sekolahan. Cilok berasal dari kata “Aci” dan “Colok” yang berarti “Aci dicolok” atau tepung yang ditusuk. Biasanya, cilok disajikan dengan cara dikukus lalu dimakan bersama bumbu kacang.
Nah, ada yang berbeda ketika saya jalan-jalan di sekitar Jalan Setiabudhi Bandung. Tepatnya di depan Borma Setiabudhi, terparkir gerobak dengan nama “Cilok Goreng Setiabudhi”. Karena merasa aneh—kenapa cilok digoreng, akhirnya saya menghampiri si empunya gerobak. Cilok di sini disajikan dengan car ditusuk. Satu tusuknya berisi tiga buah cilok sebesar kelereng.
“Si Mamang” cilok pun memberikan cilok beserta sebungkus bumbu kacang, parutan kelapa goreng, dan cabe bubuk.
Ketika dicoba, cilok goreng tadi rasanya masih legit karena memang sengaja tidak digoreng kering. Cilok goreng ini sepertinya sengaja digoreng untuk mengeringkan lapisan luarnya saja. Sehingga, ketika digigit, bagian luarnya terasa begitu krispi namun sangat lembut di bagian dalamnya.
Jujur saja, keutamaan dari cilok goreng ini sebenarnya ada di bumbunya yang memiliki konsep tritunggal (halah~). Perpaduan bumbu kacang, kelapa kering dan bubuk cabai terasa sangat menyatu di lidah. Di awal akan terasa manis-asin. Namun jika sudah mencoba dua tusuk, rasa pedas akan mulai menyapa di lidah.
Cilok Goreng Setiabudhi ini merupakan salah satu aset yang harus dilestarikan di Bandung. Terlebih dengan mengangkat makanan tradisional (aci, -FVA) menjadi lebih “modern” (dijual di Setiabudhi hehehe). Cilok goreng ini tergolong aman dikonsumsi karena rasa pedasnya mirip saat PDKT, tarik ulur. Kadang pedas, tapi manis, pedas lagi.


Harga: Rp. 1000/tusuk

Lokasi: Depan Borma Setiabudhi. Dari arah Ledeng ada di sebelah kiri jalan sebelum pom bensin Setiabudhi.






You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts