Seks dalam Bingkai Jejaring Sosial

18:30



Perkembangan jejaring sosial yang begitu populer di masyarakat menjadi suatu fenomena yang tidak bisa dihindarkan. Jejaring sosial tersebut seakan mampu membius segenap masyarakat bukan hanya Indonesia saja, tapi dunia.
Perkembangan internet memengaruhi pula pada perkembangan jejaring sosial. Berawal dari aplikasi chatting seperti mIRC, Yahoo Messenger, masyarakat mulai terhipnotis ketika demam Friendster mulai melanda. Beragam situs yang menghubungkan sesama user mulai berkembang dari blog semacam Multiply, Blogspot, Wordpress dan situs profil seperti Hi5 dan myspace.
Jejaring sosial mencapai puncaknya ketika Facebook mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Ditambah kicauan Twitter yang semakin populer. Sesuai dengan tagline mereka, “membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda,” Facebook berjasa besar dalam “mempertemukan” orang yang telah lama tidak bertemu, teman semasa sekolah, hingga menjadi ajang reuni.
Namun, Facebook kerap menjadi ajang kegiatan-kegiatan dan publikasi negatif. Mulai dari penjualan manusia, eksploitasi perempuan, bahkan, video pelanggaran asusila yang diduga dilakukan Nazril Ilham pun, pertama kali diunggah melalui Facebook. Hal ini tentu berdampak buruk bagi pengguna Facebook secara keseluruhan, terutama pengguna yang berusia muda.
Pengawasan terhadap konten-konten negatif terbukti sangatlah lemah. Ditutupnya akses untuk mengunduh video mesum tersebut bukanlah karena pihak Facebook yang “berkeliling” mengecek setiap akun pengguna, tapi karena adanya pelaporan yang begitu banyak dari para pengguna Facebook.
Eksploitasi perempuan seperti memajang gambar-gambar yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang dalam situs webnya, juga makin marak ditemui. Hal ini secara tidak langsung mengundang ego binatang manusia untuk melakukan hal batiniah mereka. Kelemahannya adalah ketika pemuasan nafsu tersebut diarahkan kepada sesuatu yang negatif.

Contohnya

Jejaring sosial pun terkadang disalahgunakan untuk menipu atas nama cinta. Kejadian-kejadian yang umum terjadi biasanya menimpa gadis usia sekolah menengah. Mereka biasanya berkenalan dengan “om-om” yang mengaku lebih muda dari usianya. Dengan iming-iming materi, biasanya gadis-gadis labil ini begitu saja melakukan pertemuan dengan “om-om” tersebut.

Kasus beberapa bulan yang lalu,

Menurut pengakuan korban, sang “om-om” ini menyekapnya lalu melakukan pelecehan seksual kepada dirinya, disamping mengambil barang-barang korban.

Undang-undang yang ada terlihat begitu lemah dalam menindak “penjahat” dalam jaringan (daring) ini. Padahal selayaknya mereka bisa dijerat dengan Undang-undang Transaksi Elektronik, Undang-Undang …..

Membuka beragam “transaksi” yang dilakukakan di jejaring sosial ternyata seperti mengelap kaca yang buram, semakin jelas dan terlihat. “Transaksi” di jejaring sosial bukan hanya sewa menyewa pelacur wanita, tapi juga membuka aktivitas kaum homoseksual yang selama ini jarang menjadi sorotan.
Kaum homoseksual sudah begitu tereksploitasi di forum-forum daring di dunia, kecuali di Indonesia. Beragam foto-foto vulgar begitu banyak bertebaran di Facebook. Inilah yang menjadi kekurangan dari jejaring sosial, tidak akan ada tindakan apabila tidak ada laporan.
Menurut salah seorang teman, sebut saja abang (24) yang pernah mengunggah foto bugil ke Facebook, hal tersebut terutama untuk memuaskan batin mereka. Ia sesungguhnya ingin mengunggah foto telanjangnya sendiri, namun ia masih takut karena selama ini tidak ada yang menyangka bahwa ia memiliki kelainan seksual. Menurutnya, apabila ada yang tertarik, orang tersebut mengontaknya lalu melakukan pendekatan dan bertemu untuk sekedar mengenal lebih jauh.
“Setelah itu, orang-orang seperti saya ya melakukan hubungan seksual meskipun kami sesama jenis,” tutur abang.

Jejaring sosial layaknya menaiki wahana di Dunia Fantasi (Dufan), akan menyenangkan namun dapat mematikan ketika tidak memaksimalkan pengaman yang ada. Tidak ada gatekeeper ataupun regulator yang memiliki regulasi terhadap hidup kita, tapi moral, akhlak, dan nurani lah yang sebenarnya menjadi diktator dengan rezimnya dalam hati kita


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts