APA KABAR PLN?

09:29



Ini Surat Pembaca, mungkin yang ke 10 saya, yang diterbitkan harian Pikiran Rakyat, Senin (10/10). Tanggapannya sih agak keren, pihak PLN yang diwakilkan Humas PLN Soreang dua kali datang ke rumah untuk konfirmasi dan penjelasan. Padahal, saya tidak mau penjelasan seperti itu. Lalu, saya ditelpon. Ibu saya secara eksplisit mengemukakan keinginan PLN agar saya menulis ulang surat pembaca. Saya menyetujuinya, asal PLN memberikan kepastian akan janji yang saya minta.


Selasa (4/10) sore, saya yang sedang mengerjakan tugas, terkejut ketika aliran listrik terputus. Saya sempat mengecek, berharap hanya konsleting biasa, namun, beberapa tetangga keluar rumah dan saling bersahutan mengatakan "Aliran, aliran",ya, hari itu, tidak seperti biasanya, aliran listrik terputus. Kompleks perumahan kami menjadi gelap gulita.
Saya lalu melihat komputer, tugas yang belum disimpan pun hilang. Apa daya, saya hanya bisa menggerutu. Namun, saya termasuk beruntung, karena mungkin, masih ada rental pengetikan yang masih teraliri listrik malam itu. Lalu, saya membayangkan nasib tukang cukur di kampung sebelah. Pasti ia kesulitan memangkas rambut pelanggannya karena lampu yang mati. Belum lagi, peralatan yang membutuhkan listrik, tidak bisa ia gunakan. Tak sedikit tentu kerugian yang ia dapatkan. Pedagang makanan di depan kompleks pun rasanya mengalami kerugian yang sama. Karena gelap, banyak penghuni yang malas untuk sekedar keluar rumah untuk mencari makanan.
Pukul 8 malam, lampu menyala. Semua penghuni rumah bersyukur, sebagai tanda aliran listrik telah tersedia kembali. Saya segera mengisi baterai telepon genggam yang hampir habis. Saya sempat mengecek jejaring sosial twitter untuk sesaat. Betapa terkejutnya saya, ketika listrik di rumah telah tersedia, namun di beberapa daerah di Bandung baru mati. Bayangkan, berapa banyak tukang cukur, dan pedagang di pinggir jalan yang mengalami kerugian. Belum lagi para pelajar yang tengah mengerjakan tugas di komputernya, atau para pekerja yang tengah membuat laporan.
Saya kecewa dengan perusahaan listrik milik negara ini. Padahal, saya merasa beberapa bulan ke belakang, tagihan listrik tidak pernah turun, selalu ada kenaikan. Oleh karena itu, saya memiliki usul untuk PLN. Bagaimana kalau PLN memberi potongan setiap terjadi pemutusan aliran listrik, baik itu disengaja, atau tidak disengaja,seperti faktor alam misalnya. Hal mudah bukan? Semudah PLN memberikan denda untuk setiap keterlambatan pembayaran.
Semoga sebagai pemilik monopoli perlistrikan di Indonesia, PLN dapat selalu menjaga performanya untuk lebih baik dari sebelumnya. Tidak lupa, untuk menambah jangkauan area yang belum teraliri listrik.
Terimakasih kepada redaksi Pikiran Rakyat yang telah memuat surat pembaca ini.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts