APRESIASI ‘’MENJADI MAHASISWA JURNAL’’

22:58

Frasetya Vady Aditya

210110090216


I. Rangkuman

Memasuki dunia jurnalisme, sehat secara intelektual, emosional, rohaniah, sosial dan jasmaniah adalah syarat mutlak. Secara normatif tentulah tujuan utama mahasiswa masuk ke jurusan ini mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman yang seluas-luasnya dibidang jurnalisme.

Agar meraih hasil yang optimal dan lulus tepat waktu, simak dan ikutilah kiat-kiat sukses kuliah di Jurnal berikut ini.

Pertama, mahasiswa harus memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Konsekuensinya, mahasiswa harus selalu rajin bertanya, baik melontarkan pertanyaan-pertanyaan informatif maupun pertanyaan-pertanyaan kritis dan skeptis. Mahasiswa yang memiliki rasa ingin tahu yang besar pastilah senantiasa haus dan lapar bacaan. Tak berlebihan bila orang yang tak suka membaca dan menulis tak layak menjadi mahasiswa Jurnal.

Untuk mempekaya kosa kata dan pengetahuan umum, mahasiswa harus rajin membuka kamus umum dan kamus khusus. Ikuti pula pekembangan daerah, nasional dan internasional dari berbagai media massa. Ada ungkapan lama yang terkenal, Anda adalah apa yang Anda baca. Ungkapan baru berbunyi, Anda adalah apa yang anda ucapkan dan tuliskan. Karena dari jenis bacaan serta kualitas ucapan dan tulisan, orang lain dapat mengetahui siapa Anda, setinggi/serendah apa kualitas Anda.

Kuliah di ruang kuliah bila diibaratkan hanyalah bab pendahuluan atau bab satu, sedangkan bab-bab selanjutnya Mahasiswa dituntut untuk menjadi manusia pembelajar atau otodidak. Mahasiswa seharusnya bukan menghafal bahan kuliah, melainkan mengingat, mengerti, dan memahaminya dengan baik. Dengan demikian, Mahasiswa sanggup memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut dalam memahami dan menganalisis realitas hidup. Tidak hanya itu, yang terpenting ilmu pengetahuan yang Mahasiswa peroleh harus berguna bagi kehidupannya sehari-hari, terutama dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

Kedua, Mahasiswa harus mampu menentukan skala prioritas kegiatan sehari-hari. Proritas pertama dan terutama pastilah kegiatan akademik, yakni kuliah, berdiskusi (formal dan informal), mengerjakan tugas-tugas yang diberikan para dosen, membaca buku-buku wajib dan dan anjuran serta mencari bahan-bahan rujukan dari sumber-sumber lain yang berkaitan langusng dengan tiap mata kuliah. Semakin banyak mata kuliah yang diikuti akan semakin banyak tugas, beban semakin berat. Oleh karena itu, ambilah sejumlah satuan kredit semester yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Anda.

Biasakan menyelesaikan tugas kuliah sebelum tenggat waktu tiba. Kerjakanlah apa yang dapat Anda kerjakan sekarang, sebab nant kita tak tahu apa yang terjadi. Jangan pernah mengeluh terhadap tugas-tugas yang diberikan tiap dosen tiap minggu. Ini konsekuensi logis pilihan Anda sendiri. Kerjakan dengan baik dan nikmatilah semua tugas akademik.

Semua kegiatan akademik yang Anda ikuti dan kerjakan dengan tekun dan baik bukanlah demi kepentingan dosen dan orang tua atau pihak lain, melainkan untuk masa depan Anda sendiri. Oleh karena itu, dalam mengerjakan semua tugas akademik, jangan pernah menipu diri sendiri, misalnya menjiplak tugas teman atau tugas anda dikerjakan oleh orang lain, dan titip paraf pada daftar hadir kuliah. Ini bukan semata-mata bersangkut paut dengan hukuman berat yang dijatuhkan dosen, melainkan juga praktik tersebut tak membuat anda lebih bermutu dan cerdas.

Prioritas kedua tentulah aktif berorganisasi, terutama organisasi kemahasiswaan di dalam kampus, yang biasa disebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), termasuk UKM di bidang kerohanian. Banyak perusahaan swasta/negara dan instansi pemerintah/negara yang memprioritaskan calon karyawan yang sangat aktif dalam UKM sewaktu kuliah. Contohnya, perusahaan media massa, jauh lebih mengutamakan sarjana baru yang sebelumnya aktif dalam satu atau lebih UKM.

Ketiga, Anda harus idealis (bercita-cita tinggi) dan berperilaku baik. Anda harus membiasakan diri hidup dengan sportif, jujur, disiplin, berani, sopan, rendah hati, tamah kepada siapapun, bersikap kritis dan skeptis. Anda harus berani berkata jujur kepada siapapun, terutama kepada diri sendiri. Katakan ya kalau memang ya, dan tidak kalau memang tidak. Katakan benar kalau memang benar, dan katakan salah kalau memang salah. Jangan pernah takut menyatakan kebenaran yang anda yakini benar. Yang penting caranya haruslah sesuai dengan lawan bicara anda. Anda juga mesti mampu cepat bergaul dengan siapapun, tapi jangan pernah salah gaul atau jadi korban pergaulan.

Anda harus disiplin, baik yang menyangkut manajemen waktu dan kegiatan, disiplin berpikir dan bebicara, disiplin berbahasa, dan disiplin irama hidup, termasuk menjaga kesehatan jasmani, rohani, emosi, dan sosial. Gunakan semua sumberdaya yang tersedia di kampus untuk kepentingan masa depan anda. Kampus bukanlah tempat bersantai-santai, berleha-leha, bermalas-malasan, dan bukan tempat jual-beli barang-barang haram. Dengan demikian, kita mengaharapkan, Anda kelak menjadi sarjana cerdas, bermoral, bermartabat, beradab dan siap bekerja dibidang jurnalisame termasuk berwirausaha dalam dunia jurnalisme atau industri media.

Keempat, Anda harus peka terhadap lingkungan, mulai dari lingkungan terdekat dan terkecil hingga lingkungan terjauh dan terbesar, sebagai bagian dari agen perubahan, Anda mesti tanggap terhadap lingkungan alam dan sosial baik yang kecil, sedang maupun yang besar. Contoh kecilnya, memadamkan lampu di kamar kecil dan ruang kuliah yang sudah kosong. Anda juga mesti tanggap terhadap situasi dan perkembangan negara kita. Anda juga harus gigih memperjuangkan nasib mereka yang menjadi korban pemiskinan atau marginalisasi, korban penindasan, korban pelanggaran hak asasi manusia, korban tindakan sewenang-wenang, dan sebagainya. Anda bisa berjuang juga di media massa dengan rutin menulis surat, artikel opini, feature news, dan resensi buku di MMC, disamping lewat internet. Boleh juga demonstrasi tapi dengan cara yang santun.

Kelima, Anda harus rajin dan jangan pernah sungkan berkomunikasi dengan dosen-dosen di fakultas/jurusan. Jadikanlah para dosen sebagai guru, orang tua sekaligus sahabat karib yang terpercaya yang dapat dijadikan mitra sejajar dalam belajar dan berbagi ide serta pengalaman. Agar dosen mau menerima anda dengan senang hati, maka anda haruslah selalu tampil dan berpakaian rapih dan bersih, dan beretiket. Ini termasuk pesan nonverbal. Rajinlah berkomunikasi dengan dosen wali! Bila ada masalah apapun, aktiflah berkonsultasi kepada dosen wali dan dosen-dosen lain serta mahasiswa-mahasiswa senior yang dapat dipercaya.

Keenam, Anda perlu balajar wirausaha, baik teori maupun praktiknya. Manfaatkanlah masa libur/waktu luang untuk mencari pengalaman bekerja, kalau bisa di bidang usaha yang sesuai dengan jurusan. Dengan semangat wirausaha yang menggebu-gebu, Anda pasti bisa melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan.

II. Apresiasi

Sepertinya mudah untuk mengikuti saran-saran yang dituliskan diatas. Untuk menjadi mahasiswa jurnalistik sebenarnya tidak seberat dan sesulit apa yang penulis sampaikan. Tinggal menulis ‘jurnalistik’ pada kolom pilihan jurusan di semester dua, beberapa saat kemudian anda telah resmi menjadi mahasiswa jurusan Jurnalistik.

Tetapi itu adalah pemikiran pendek seseorang yang pasrah akan takdirnya. Untuk menjadi mahasiswa yang baik, memang diperlukan unsur-unsur yang telah disebutkan oleh penulis tadi. Keenam unsur tersebut sulit untuk di penuhi oleh mahasiswa pada masa kini.

Saat seorang mahasiswa fokus untuk belajar dan memenuhi tugas dosen, secara otomatis ia akan meninggalkan secara perlahan kesibukannya di UKM, terutama apabila ia menjadi mahasiswa Jurnalistik yang setiap minggunya memiliki tugas.

Seorang mahasiswa akan sulit membagi konsentrasinya antara tugas kuliah dan kegiatan di UKM. Untuk menjadi aktivis di UKM, konsekuensinya adalah melorotnya prestasi belajar dan ini sudah terbukti. Untuk mengikuti kegiatan UKM misalnya selama satu minggu, itu artinya seorang mahasiswa harus merelakan satu kali pertemuannya dengan dosen di ruang kuliah. Masalahnya, bagi mahasiswa jurnalistik, bolos satu kali mata kuliah adalah kerugian besar.

Menjadi seorang wirausahawan pun bukanlah pilihan yang mudah. Seandainya mahasiswa tersebut dibekali dengan modal yang cukup oleh orang tuanya, mungkin ia dapat bertahan hidup dengan berwirausaha. Bagaimana dengan mahasiswa yang uangnya pas-pasan?. Ketika ia berwirausaha berjualan nasi kuning misalnya, dan barang dagangannya tidak laku?. Mentalnya mungkin drop, kuliah akan terabaikan karena berwirausahaan, tidak sempat memikirkan UKM dan lain sebagainya. Konsekuensinya adalah ia akan kesulitan dalam pembiayaan yang habis untuk modal usaha yang gagal.

Sebagai agen perubahaan, memang sudah saatnya mahasiswa menjadi seseorang yang perfeksionis. Dalam artian ia adalah sosok manusia yang sempurna. Pandangan masyarakat kepada mahasiswa adalah seorang intelektual yang tahu segalanya. Oleh karena itu, mahasiswa sudah seharusnya menjadi generalis yang tahu segalanya dan melakukan yang terbaik untuk pengabdian kepada masyarakat yang telah mensubsidi kuliahnya.

Berkata jujur kepada diri sendiri dapat dimulai dengan menghentikan kegiatan ‘nitip absen’. Hal ini jamak dilakukan karena dosen yang tidak peduli dengan keadaan mahasiswanya. Mereka menganggap kalau mahasiswa itu sudah dewasa dan tidak perlu diatur. Pemikiran saya, kalau mahasiswa sudah dianggap dewasa, untuk apa dosen memberikan tugas, tidak ada bedanya dengan anak SMA.

III. Simpulan

  • Sulit mewujudkan mahasiswa yang berprestasi di ruang kuliah dan aktif di UKM.
  • Sulit mewujudkan mahasiswa sebagai agen perubahan.
  • Untuk menjadi mahasiswa wirausahawan perlu didukung modal yang tidak sedikit.
  • Sikap jujur perlu didahului oleh perilaku dosen yang tidak datang telat dan lebih perduli terhadap mahasiswanya.
  • Kalau ada kemauan dan sudah terpaksa, pasti ada jalan.

IV. Pertanyaan

1. Mengapa menyarankan masuk UKM padahal dengan mengikuti UKM akan menyita waktu untuk kuliah ?

2. Bagaimana mencari biaya untuk kuliah, tetapi kuliah tidak terabaikan?

3. Apa dasar ‘salah pergaulan’?, bagaimana menentukan seseorang itu pergaulannya salah?

4. Selalu terjadi kesenjangan antara mahasiswa dan dosen, bagaimana membuat jembatan yang dapat menghubungkan jurang pemisah tersebut?

5. Apa bidang usaha jurnalistik yang mungkin dapat dijalani oleh seorang mahasiswa?

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts